Sudah menjadi kebiasaan di daerah panjalu pada bulan awal tahun setiap bulan januari tepatnya tanggal 20 an atau pada bulan islam ialah pada bulan mulud di minggu ke empat, Upacara ini di selenggarakan karena untuk menghormati leluhur mereka Leluhur Raja Baros Ngora.
Acara Ritual Nyangku tersebut ialah melaksanakan dengan memandikan atau membersihkan benda benda pusaka seperti Keris,Tombak dan lainnya Peninggalan Sanghiang Baros Ngora
Tradisi nyangku ini sendiri telah di laksanakan dari zaman Prabu Sahyang Borosngora, Tradisi ini juga sebagai sarana untuk menyebarkan Syari at Islam pada waktu itu.
Masyarakat Panjalu dan sekitarnya berkumpul untuk menghadiri upacara nyangku ini, Bukan untuk memuja muja kepada barang pusakanya tetapi lebih kepada penghormatannya kepada leluhur Panjalu yaitu Prabu Sanghiyang Borosngora.
Proses pemandian benda Pusaka
Acara nyangku tersebut di laksanakan mulai pukul 9: 00 WIB proses nyangku dengan mengeluarkan benda pusaka seperti,
Pedang, Keris, Kujang yang di ambil dari penyimpannya yaitu
Bumi Ali. Ada satu yang menjadi perhatian khusus yaitu Pedang yang katanya konon Pemeberian Sayyidina Ali (sahabat Nabi Muhammad saw) ketika Prabu Borosngora berkunjung ke mekah madinah.
Prabu Borosngora di kenal seorang Raja yang arif dan bijaksana dalam memimpin di Panjalu sekaligus penyebar agama islam pertama di daerah Panjalu, sebagian peninggalannya di simpan di rumah kecil berbentuk panggung yang di namakan Bumi Alit yang letaknya di tak jauh dari Alun alun Panjalu.
Proses pemandian benda pusaka
Acaranya itu sendiri di mulai dengan mengeluarkan benda benda pusaka dari Bumi Alit dengan sangat hati hati layaknya menggendong seorang bayi, dengan di iringi tetabuhan gembyung dan terikan sholawat nabi.
Pada puncak acara yaitu memandikan semua benda pusaka dengan air yang di ambil dari beberapa mata air di campur dengan jeruk nipis.
Proses nyangku tersebut sebenarnya simbol untuk masyarakt panjalu dan kita umunya bahwa dalam kehidupan harus taat kepada Negara dan simbol
Pedang yang di mandikan, kita kehidupan sperti pedang yang harus di bersihkan, pertajam, perhalus dalam kehidupan sehari hari dalam kebaikan.