Dari sumber
TEMPO Interaktif, Nevada - Hingga
saat ini, Abdul Fattah Jandali, ayah kandung mendiang pendiri Apple
Inc., Steve Jobs, menolak berkomentar soal kematiannya putranya itu.
Steve Jobs, lelaki 56 tahun itu meninggal kemarin Subuh setelah delapan
tahun mengidap kanker pankreas.
“Saya tidak dapat mengatakan apa-apa,” kata Jandali kepada Reno-Gazette Journal,
Jumat, 7 Oktober 2011. “Saya tahu berita itu.” Ia kini tinggal di Reno,
sebuah kota dekat Nevada, Amerika Serikat. Ia menjabat Wakil Direktur
Boorntown Hotel Casino dan pernah menjadi professor di Universitas
Nevada.
Pihak
keluarga menyatakan Steve Jobs meninggal di tengah-tengah mereka dengan
damai. Namun, pihak keluarga atau Apple tidak menjelaskan penyebab
kematiannya.
Pria yang dijuluki Presiden Amerika Serikat Barack
Hussein Obama sebagai penemu terhebat ini merupakan anak dari Abdul
Fattah Jandali, seorang lelaki Suriah, dan pacarnya, Joanne Schieble
(perempuan Amerika keturunan Jerman). Saat Steve Jobs lahir, kedua
kekasih yang tinggal di Wisconsin ini sama-sama berusia 23 tahun.
Jandali
lahir di Horm Suriah, pada 1931. Ia satu-satunya anak lelaki dari lima
bersaudara. Ayahnya seorang tuan tanah. Pada umur 18 tahun, ia kuliah di
Universitas Amerika di Beirut, Libanon, Ia dikenal sebagai pegiat yang
mendukung Pan-Arab. Setelah lulus, ia menjadi imigran di Wisconsin,
Amerika.
Namun
hubungan Jandali dan Schieble tidak direstui orang tua masing-masing.
Akhirnya, menurut Jandali dalam wawancara dengan the New York Post,
Agustus 2011, secara diam-diam, Schieble membawa lari Steve Jobs dari
Wisconsin ke San Fransisco.
Di
kota itulah, Steve Jobs diadopsi oleh pasangan Paul Jobs dan Clara
Hagopian. Mereka sudah tujuh tahun menikah dan divonis dokter tidak
dapat memiliki anak. Steve Jobs adalah nama pemberian dari orang tua
angkatnya. Sampai akhir hayatnya, Steve Jobs tidak pernah bertemu
Jandali, ayah kandungnya.